Selasa, 15 Juli 2008

Srigading

Srigading

(Nyctanthes arbor-tristis L.)

Sinonim :
= N. arbodica-charantia L., = N. dentata, Bl.

Familia :
Oleaccae

Uraian :
Srigading tumbuhan asli India, tersebar luas di seluruh dunia yang beriklim panas. Tumbuh liar di semak-semak atau pinggir hutan, namun sering ditanam sebagai tanaman hias dan dapat ditemukan dari dataran rendah sampai 500 m dpl. Perdu atau pohon kecil, tinggi ± 9 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, berambut, kasap, putih kotor. Daun tunggal, bulat telur, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, permukaan kasap, tulang menyirip, panjang 4 - 11 cm, lebar 2 - 8 cm, duduk berhadapan, hijau. Bunga majemuk bentuk malai, harum, kelopak bentuk corong, berambut, panjang ± 7 mm, tabung mahkota silindris, jingga, mahkota 3 - 5, putih, mekar waktu malam hari dan berjatuhan pada pagi hari. Buah kotak, bulat telur, pipih, panjang ± 1,5 m, cokelat. Biji keras, cokelat. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Nama Lokal :
Srigading, suruh gading, sarigading, sirih gading,; Kembang pengantin, daun karangan (Jawa).; Coral jasmine, sorrowful tree (Inggris).; Harsinghar, patijataka (India/Pakistan).;


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam nifas, demam malaria, ruam kulit, kusta, cacing gelang,; Cacing keremi, nyeri pinggul, pegal pinggang, haid tidak lancar,; Perawatan setelah melahirkan, rematik, cacingan, batuk, ; Radang saluran napas (bronkhitis), sembelit, ketombe.;

Pemanfaatan :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN : Daun, bunga, kulit kayu, dan biji.

INDIKASI :
Bunga dan daun srigading berguna untuk mengatasi:
- demam, demam sehabis bersalin (nifas),
- perawatan setelah bersalin,
- haid tidak lancar,
- rematik,
- ruam kulit, kusta, dan
- cacingan pada anak.

Kulit kayu untuk mengatasi:
- batuk, radang saluran napas (bronkitis), dan
- sembelit.

Biji berguna untuk mengatasi:
- ketombe.

Cara Pemakaian Lihat contoh pemakaian.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Demam nifas
Bunga srigading segar sebanyak 10 g dicuci bersih. Rebus dengan
2 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
hasil saringan diminum 2 kali sehari masing-masing 1/2 gelas.

2. Demam yang membandel, demam pada malaria
Daun srigading segar dicuci bersih, lalu makan bersama seiris kecil
jahe segar.

3. Ruam kulit, kusta
Beberapa kuntum bunga srigading segar diseduh, lalu diminum
seperti teh. Lakukan setiap hari.

4. Cacing gelang, cacing keremi
Air perasan daun srigading sebanyak 1 sendok makan ditambah
sedikit madu dan garam. Minum malam hari sebelum tidur.

5. Nyeri pinggul, pegal pinggang bagian bawah
Daun srigading sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air
memakai api kecil sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring,
lalu diminum sekaligus.

CATATAN: Perempuan hamil jangan minum rebusan tumbuhan obat ini.

Komposisi :
SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS : Daunnya pahit. KANDUNGAN KIMIA : Daun mengandung tanin, metil salisilat, resin, niktantin, dan gula. Bagian bunga mengandung minyak asiri dan zat warna merah yang disebut niktantin. Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : Pemberian infus daun srigading 5% dan 10% dan juga infus bunga srigading 0,5% dan 1%, dapat meningkatkan amplitude kontraksi pada otot rahim kelinci terpisah (Saikhu Akhmad Husen, Jurusan Biologi, FMIPA UNAIR, 1987).

Source:

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/18/srigading/

Tanduk Rusa

Sinonim :
=Paltycerium bifurcatum. =P. andidum.

Familia :
Polypodiaceae

Uraian :
Tanduk Rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) termasuk jenis paku-pakuan. Tumbuhan ini banyak ditemukan dan dipelihara sebagai tanaman hias karena pesona juntaian daunnya yang indah. Tanduk rusa merupakan tanaman yang hidupnya menempel kuat pada benda atau pohon lain tetapi tidak merugikan tumbuhan yang menjadi inangnya. Atau mempunyai sifat epifit. Tanduk rusa atau juga di sebagian daerah disebut simbar menjangan selain permukaan daunnya mirip kulit rusa yaitu kasar, daun tanduk rusa menjuntai ke bawah bercabang-cabang menyerupai tanduk binatang rusa yang terbalik. Pada dasarnya tanduk rusa merupakan tumbuhan tegak yang menempel pada inang dengan pokok penumpu berupa akar dan rimpang batang membentuk bungkah kool berwarna coklat dan jutaian helaian daun berwarna hijau. Tanduk rusa menyukai tempat yang tidak langsung memperoleh sinar matahari. Pengembangbiakannya dilakukan dengan spora atau dengan memindahkan akar rimpangnya.

Nama Lokal :
Daun Tanduk Rusa, Simbar Agung (Indonesia); Simbar Menjangan (Jawa, Bali), Paku Uncal (Sunda);


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Demam, Radang rahim luar, Haid tidak teratur, Bisul, Abses;

Pemanfaatan :

1. Demam
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit garam.
Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah garam
secukupnya, kemudian diseduh dengan 1 gelas air panas.
Cara menggunakan: disaring dan diminum 2 kali sehari 1 cangkir,
pagi dan sore.

2. Radang Rahim luar
Bahan: 2-5 lembar daun tanduk rusa dan minyak kayu putih
secukupnya
Cara Membuat: daun tanduk rusa ditumbuk halus, ditambah minyak
kayu putih secukupnya, dan diaduk.
Cara menggunakan: ditempelkan pada perut /rahim dan dibalut
dengan kain stagen.

3. Haid tidak teratur
Bahan: 2 lembar daun tanduk rusa.
Cara Membuat: diseduh dengan air panas secukupnya.
Cara menggunakan: diminum 4 atau 3 hari sebelum datang bulan
(haid).

4. Bisul
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa dan sedikit kapur sirih.
Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dipakai untuk mengompress bagian bisul.

5. Abses
Bahan: 1 lembar daun tanduk rusa, 1 siung bawang merah dan adas
pulawaras secukupnya.
Cara Membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus.
Cara menggunakan: dipakai untuk mengompress bagian bisul.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Kandungan Kimia yang terdapat pada Tanduk rusa (PALTYCERIUM CORONARIUM) belum diperoleh hasil penelitian yang jelas.

Source:

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/18/tanduk-rusa-paltycerium-coronarium-kuning-desv/

Seledri

Seledri

(Apium graveolens, Linn.)

Sinonim :

Familia :
Apiaceae

Uraian :
Seledri (Apium graveolens) dapat tumbuh baik di dataran rendah maupun tinggi. Tumbuhan seledri dikatageorikan sebagai sayuran, perkebunan seledri di Indonesia terdapat di Brastagi, Sumatera Utara dan di Jawa Barat tersebar di Pacet, Pangalengan dan Cipanas yang berhawa sejuk. Tumbuhan berbonggol dan memiliki batang basah bersusun ini, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis dan diantaranya seledri yang umbinya dapat dimakan. Di Indonesia daun seledri dimanfaatkan untuk pelengkap sayuran (mis. untuk sup). Bagi bangsa Romawi Kuno tumbuhan seledri digunakan sebagai karangan bunga. Menurut ahli sejarah botani, daun seledri telah dimanfaatkan sebagai sayuran sejak abad XZII atau tahun 1640, dan diakui sebagai tumbuhan berkhasiat obat secara ilmiah baru pada tahun 1942. Pengembangbiakan tanaman seledri dapat digunakan 2 cara, yaitu melalui bijinya atau pemindahan anak rumpunnya.

Nama Lokal :
Celery (Inggris), Celeri (Perancis), Seleri (Italia); Selinon, Parsley (Jerman), Seledri (Indonesia); Sledri (Jawa), Saledri (Sunda);

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Hipertensi, Sakit mata, Reumatik;

Pemanfaatan :

1. Hipertensi
Bahan: daun seledri secukupnya
Cara membuat: diperas dengan air masak secukupnya kemudian
disaring;
Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 2 sendok makan, dan
dilakukan secara teratur.
Catatan : penggunaan berlebihan berbahaya!

2. berguna untuk obat mata yang memiliki khasiat mengatasi sakit mata
kering.
Bahan: 2 tangkai daun seledri, 2 tangkai daun bayam, 1 tangkai
daun kemangi.
Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama kemudian
diseduh dengan 1 gelas air panas dan disaring.
Cara menggunakan: di minum biasa.

3. Reumatik
Bahan: 1 tangkai daun seledri
Cara menggunakan: dimakan sebagai lalapan setiap kali makan.

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Seledri mempunyai banyak kandungan gizi antara lain, (per 100 gr): a. kalori sebanyak 20 kalori, b. protein 1 gram c. lemak 0,1 gram d. hidrat arang 4,6 gram e. kalsium 50 mg f. fosfor 40 mg g. besi 1 mg h. Vitamin A 130 SI i. Vitamin B1 0,03 mg j. Vitamin C 11 mg Dan 63% bagian dapat dimakan. Daun seledri juga banyak mengandung apiin, di samping substansi diuretik yang bermanfaat untuk menambah jumlah air kencing.

Source:

http://anekaplanta.wordpress.com/2008/01/18/seledri/

Belimbing Asam

orang JAWA ASLI biasanya menyebutnya dengan belimbing wuluh, kalo orang SUNDA lebih mengenalnya sebagai calincing.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Batuk, Beguk, Encok, Sariawan, Hipertensi, Diabetes melitus; Demam, Radang poros usus, Menghilangkan jerawat;

1. Batuk
a. Bahan: 1 genggam bunga belimbing asam dan 1 potong gula batu
Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal ½ Gelas.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin.

b. Bahan: daun, bunga dan buah belimbing asam ditambah gula
merah dan adas pulawaras
Cara Membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal ½ gelas.
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore secara rutin

bunga belimbing asam dan 1 potong gula batu
Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 1 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal ½ Gelas.

2. Beguk
Bahan: 10 lembar daun belimbing asam dan 4 siung bawang merah
Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus
Cara menggunakan: untuk bobok dan obat luar

3. Encok
a. Bahan: 1 genggam daun belimbing asam ditambah kapur sirih
Cara membuat: ditumbuk halus bersama-sama
Cara menggunakan: digosokan sebagai param

b. Bahan: 4 genggam daun belimbing asam
Cara membuat: ditumbuk halus
Cara menggunakan: digunakan untuk menggosok bagian
pinggang

4. Sariawan
Bahan: 11 kuntum bunga belimbing asam, asam jawa dan gula merah
Cara membuat: direbus bersama-sama dengan 2 gelas air sampai
mendidih hingga tinggal 1 gelas
Cara menggunakan: diminum pagi dan sore
5. Hipertensi
Bahan: 3 buah belimbing asam, ½ ikat daun kemangi
Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih
hingga tinggal ½ gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: diminum menjelang tidur dan diulangi 3 hari
sekali

6. Diabetes mellitus, demam dan radang poros usus
Bahan: 3 genggam daun belimbing asam
Cara membuat: direbus dengan 1 liter air sampai mendidih, kemudian
disaring untuk diambil airnya
Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari, pagi dan sore

7. Menghilangkan Jerawat
Bahan: 3 buah belimbing asam dan garam secukupnya
Cara membuat: buah belimbing diparut kemudian kedua bahan
tersebut dicampur sampai merata
Cara menggunakan: digunakan sebagai bedak pada bagian wajah
yang berjerawat

Source:

http://diani03.wordpress.com/2008/02/11/belimbing-asam/

Adem Ati

Adem Ati



adem_ati.jpg

Adem Ati

(Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.)nonim :
Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill.

Familia :
Lauraceae.




Uraian :
Berupa pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, bentuk elips, warna hijau, dan berbulu halus. Perbungaan bentuk malai, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah bulat, buah muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang warna cokelat muda. Bagian yang digunakan Akar, kulit kayu, dan daun.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem ati, Kapu ketek, Nyampu wingka, Wuru beling (Jw). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Litseae glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae glutinosae Cortex; Kulit kayu Adem Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan hemostatik.

Pemanfaatan :

Kegunaan Di Masyarakat
Akar:
1. Mencret.
2. Kencing manis.
3. Radang usus.
4. Radang kulit bernanah (obat luar).

Kulit kayu dan Daun (obat luar):
1. Bisul;
2. Luka berdarah;
3. Obat penenang;
4. Radang kulit bernanah;
5. Radang payudara;

RAMUAN DAN TAKARAN

Kencing Manis

Ramuan:
Akar Adem Ati 5 gram
Daun Salam segar 4 lembar
Air 140 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.

Mencret, Radang Usus
Ramuan:
Akar Adem Ati 6 gram
Rimpang Kunyit segar 6 gram
Ai 110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak menunjukkan gejala penyembuhan dianjurkan untuk ke dokter.

Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka, dan Bisul
Ramuan:
Kulit kayu/Daun segar Adem Ati secukupnya
Daun Sambilata secukupnya
Air secukupnya

Cara pembuatan:
Dipipis hingga berbentuk pasta.

Cara pemakaian:
Ratakan pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta tersebut, sebaiknya dibersihkan dengan air hangat dahulu.

Lama pengobatan:
Diperbaharui setiap 3 jam.

Source:
http://sonymaxobat.wordpress.com/2008/02/13/adem-ati/

Resep : Peningkat Vitalitas Pria

RAMUAN PENINGKAT VITALITAS PRIA


Ramuan obat asli Indonesia sudah lama dimanfaatkan oleh masyarakat kita karena sudah terbukti khasiatnya. Di samping efek sampingannya sangat kecil dibandingkan dengan obat modern, harganya pun jauh lebih murah. Hanya saja penggunaannya membutuhkan waktu dan ketelatenan. Apakah karena itu, yang memanfaatkan sampai saat ini lebih banyak kaum perempuan daripada laki-laki, tentu masih bisa diperdebatkan. Kenyataannya, beberapa pria masih enggan atau malu untuk menggunakannya.

Padahal tidak sedikit penyakit atau gangguan yang diderita kaum pria dapat disembuhkan dengan ramuan tradisional. Misalnya, ramuan, masakan, dan minuman macam apa yang dapat dicoba dan diuji keampuhannya untuk meningkatkan vitalitas pria?



ibasIMPOTENSI

Ramuan 1

Untuk menyembuhkan impotensi non-organik (bukan karena suatu penyakit) ramuan di bawah ini dapat diminum setiap malam sebelum tidur, dua jam setelah makan malam selama satu bulan.


10 g adas
15 g pulosari
2 butir kuning telur ayam kampung
25 butir merica hitam
1 sdm madu murni
3 siung bawang putih



Cara membuat:

Adas, pulosari, merica hitam, dan bawang putih ditumbuk halus. Tambahkan sedikit air panas. Setelah dingin campurkan kuning telur, kocok sampai rata, baru masukkan madu. Aduk sampai rata dan makanlah sampai habis setiap malam hari.



Ramuan 2

1 ons jahe

1 butir telur ayam kampung

1 butir jeruk nipis besar

1 sendok makan kecap manis

1 sendok makan madu murni

7 butir merica

3 kuncup laos



Cara membuat:

Jahe diparut diambil airnya, telur dikocok sampai halus. Jeruk nipis diperas diambil airnya, merica ditumbuk halus. Semua bahan dicampur dan diaduk rata. Ramuan yang sudah jadi ini diminum setengah jam sebelum beraksi.



Ramuan 3

20 g daun sembung legi

35 g daun kaki kuda

20 g biji pronojiwo

10 g akar alang-alang

10 g akar valerian

2 butir telur ayam kampung



Cara membuat:

Semua bahan direbus dalam empat cangkir air hingga tinggal setengahnya. Air rebusan ini diminum dua kali sebanyak satu cangkir, dan setiap kali minum ditambah satu butir kuning telur ayam kampung.



dari : indomedia.com/intisari/2001/Des

Source:
http://anekaplanta.wordpress.com/2008/02/29/ramuan-peningkat-vitalitas-pria/

Murbei

TANAMAN OBAT : MURBEI

Murbei berasal dari Cina, tumbuh baik pada ketinggian lebih dari 100 m dpl, dan memerlukan cukup sinar matahari. Tumbuhan yang di Jawa disebut Besaran atau Murbeu dan di Sumatera disebut Kerta atau Kitau ini telah dibudidayakan dan menyukai daerah-daerah yang cukup basah seperti lereng gunung, tetapi pada tanah yangberdrainase baik. Kadang ditemukan tumbuh liar.

Pohon tinggi sekitar 9 m, percabangan banyak, cabang muda berambut halus. Daun tunggal, letak berseling, bertangkai yang panjangnya 1 - 4 cm. Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi bergigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar, panjang 2,5 - 20 cm, lebar 1,5 - 12 cm, warnanya hijau. Bunga majemuk bentuk tandan, keluar dari ketiak daun, mahkota berbentuk taju, warnanya putih. Dalam satu pohon terdapat bunga jantan, bunga betina dan bunga sempurna yang terpisah. Murbei berbunga sepanjang tahun. Buahnya banyak berupa buah buni, berair dan rasanya enak. Buah muda hijau, setelah masak jadi hitam. Biji kecil warna hitam.

Tumbuhan ini dibudidayakan karena daunnya digunakan untuk makanan ulat sutera. Daun muda enak di sayur da berkhasiat sebagai pembersih darah bagi orang yang sering bisulan. perbanyakan dengan setek dan okulasi.

Sifat dan Khasiat
Daun bersifat pahit, manis, dingin, masuk meridian paru dan hati. Berkhasiat sebagai peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh kencing (diuretik), mendinginkan darah, pereda demam (antiperik) dan menerangkan penglihatan

Buah bersifat manis, dingin, masuk meridian jantung, hati dan ginjal. Memelihara darah dan “yin”, memperkuat ginjal, diuretik, peluruh dahak (ekspektoran), hipotensif, penghilang haus, meningkatkan sirkulasi darah dan efek tonik pada jantung.

Kulit akar bersifat manis, sejuk, masuk meridian paru. Berkhasiat sebagai antiasmatik, ekspektoran, diuretik dan menghilangkan bengkak (detumescent).

Ranting bersifat pahit, netral, masuk meridian hati. berkhasiat sebagai karminatif, antiperik, analgesik, antireumatik dan merangsang penbentukan kolateral.

Kandungan Kimia
Daun murbei mengandung ecdysterone, inokosterone, lupeol, b-sitosterol, rutin, moracetin, isoquersetin, scopoletin, scopolin, a-, b-hexenal, cis-b-hexenol, cis-g-hexenol, benzaldehide, eugenol, linalool, benzyl alkohol, butylamine, acetone, trigonelline, choline, adenin, asam amino, copper, zinc, vitamin (A, B, C dan karoten), asam klorogenik, asam fumarat, asam folat, asam formyltetrahydrofolik, dan mioinositol, juga mengandung phytoestrogens.

Bagian ranting murbei mengandung tanin dan vitamin A, buahnya menagndung cyanidin, isoquercetin, sakarida, asam linoleat, asam strearat, asam oleat dan vitamin (karoten B1, B2 dan C).

Kulit batang mengandung triterpenoids: a-, b-amyrin, sitosterol, sitosterol-a-glukoside. Flavonoids: morusin, cyclomorusin, kuwanone A, B, C, oxydihydromorusin. Coumrins: umbeliferone dan scopoletin.

Kulit akar mengandung derifat flavone mulberrin, mulberrochromene, cyclomurberrine, cyclomurberrochromene, morussine dan mulberrofuran A. Juga mengandung betulinic acid, scopoletin, a-amyrin, b-amyrin, undecaprenol dan dodecaprenol.

Biji mengandung urease

Bagian yang digunakan
Daun, ranting, buah, dan kulit akar dapat digunakan sebagai obat. Untuk penyimpanan, buah dikukus baru dijemur, ranting dipotong tipis lalu dijemur dan kulit akar dicuci bersih lalu dipotong-potong tipis kemudian dijemur sampai kering.

Indikasi
Daun (Sang ye)
Berkhasiat untuk mengobati: Demam karena flu, malaria, batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, sakit gigi, rematik, darah tinggi (hipertensi), kencing manis (diabetes melitus), kaki gajah (elephantiasis tungkai bawah), sakit kulit, bisul, radang mata merah (conjungtivitis acute), memperbanyaik air susu ibu (ASI), keringat malam, muntah darah dan batuk darah akibat darah panas, kolesterol tinggi (hiperkolesterolemia) dan ganggua pada saluran pencernaan.

Kulit Akar(Sang bai pi)
Berkhasiat untuk mengobati: sakit gigi, tidak datang haid, batuk berdahak, sesak napas (asma), muka bengkak, (edema), kencing yang nyeri dan susah (disuria) dan cacingan.

Buah (Sang shen)
Berkhasiat untuk mengatasi: tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung berdebar (palpitasi), kencing manis (diabetes melitus), rasa haus dan mulut keting, sukar tidur (insomnia), batuk berdahak, pendengaran berkurang dan penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), tuli, tujuh keliling (vertigo), hepatitis kronis, sembelit pada orang tua, kurang darah (anemia), neurastenia, sakit otot dan persendian, sakit tenggorok serta rambut beruban sebelum waktunya.

Ranting (Sang zhi)
Berkhasiat untuk mengobati: rematik, tangan dan kaki terasa baal dan sakit, sakit pinggang (lumbago), keram pada tangan dan kaki, tekanan darah tinggi serta menyuburkan pertumbuhan rambut.

Cara Pemakaian.
Untuk diminum, pilih salah satu bagian yang disukai. Bila kulit akar 10 - 15g, ranting 15 - 30g sedang daun dosisnya 5 - 10g sekali rebus, dapat juga menggunakan dosis maksimal 20 - 40g. Untuk buah dosisnya 10 - 15g direbus lalu diminum.

Untuk pemakaian luar, daun segar dilumatkan atau digiling halus, kemudian diturapkan ke tempat yang sakit seperti luka, digigit ular dan serangga atau untuk merangsang pertumbuhan rambut.

Efek Farmakologis
Ecdysterone berkhasiat hipoglikemik.

Contoh Pemakaian
Tekanan Darah Tinggi, Kaki bengkak
Daun murbei segar sebanyak 15g dicuci bersih kemudian direbus dengan 2 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin disaring lalu dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan sore.

Memperbanyak keluarnya ASI
Daun murbei muda dimasak sebagai sayuran, lalu dimakan bersama nasi.

Kencing Nanah
Kulit akar murbei, adas pulosari dan kayu sandel (sandelhout) direbus.

Bisul, Radang kulit
Daun murbei segar sebanyak 1 genggam dicuci lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum sekaligus. Rebusan daun ini berguna untuk membersihkan darah sehingga dapat diminum secara teratur.

Luka, Borok
Daun murbei segar setelah dicuci bersih lalu dioleskan minyak kelapa. Layukan di atas api lalu diremas-remas dengan jari tangan sehingga menjadi lemas. Daun tadi kemudian dipakai untuk menutup luka. Namun sebelumnya, luka harus dicuci dahulu dengan rebusan akar trengguli.

Digigit ular
Daun murbei segar sebanyak 20g dicuci lalu digiling halus. Tambahkan 1/2 cangkir air masak, lalu disaring dan diperas. Air yang terkumpul lalu diminum sekaligus.

Berkeringat malam
Daun murbei kering yang dijadikan serbuk sebanyak 6 - 9 g, direbus dengan air beras sampai mendidih. Setelah dingin lalu diminum.

Rematik, tangan dan kaki baal dan sakit
Ranting murbei kering sebanyak 15g direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, minum. Sehari 2 kali masing-masing 1/2 gelas.

Hepatitis Kronis
Buah murbei segar sebanyak 10g ditambah air masak 1 gelas, lalu diblender. Hasilnya lalu diminum sekaligus.

Jantung lemah
Buah murbei secukupnya dijus, lalu minum sekaligus. apas pendek, bengkak di mata kaki dan rasa nyeri di dada akan berkurang dengan minum jus buah murbei ini setiap hari.

Catatan
Diluar negeri daun murbei sudah dibuat obat suntik. Obat suntik tersebut menyebabkan nyeri lokal di tempat suntikan, kadang timbul menggigil, demam dan sakit kepala yang tidak memerlukan pengobatan khusus.

Pemakaiana ranting murbei sebaiknya dihindari bila ada sindrom defisiensi Yin

Pemakaian buah murbei sebaiknya dihindari bila sedang diare akibat dingin dan adana defisiensi limpa dan lambung.
Sumber: Dr. Setiawan Dalimartha/Hadi

Source:

http://myunusw.wordpress.com/2008/04/10/tanaman-obat/

CABE JAWA

TANAMAN OBAT : CABE JAWA
(Piper retrofractum Vahl.)

Nama Tanaman Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
Nama Lokal Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);

Deskripsi Cabe jawa merupakan tumbuhan asli Indonesia, ditanam di pekarangan, ladang, atau tumbuh liar di tempat-tempat yang tanahnya dak lembap dan berpasir seperti di dekat pantai atau di hutan sampai ketinggian 600 m dpl. Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; rnelilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu. Daun tunggal, bertangkai, bentuknya bulat telur sampai lonjong, pangkal membulat, ujung runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas licin, permukaan bawah berbintik-bintik, panjang 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, masih muda berwarna hijau, keras dan pedas, kemudian warna berturut-turut menjadi kuning gading dan akhirnya menjadi merah, lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang.

Untuk Penyakit Kejang perut, muntah, perut kembung, mulas, disentri, diare, ; Sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,; Hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neurastenia,; Tekanan darah rendah, pencernaan terganggu, rematik goat, ; tidak hamil:rahim dingin, membersihkan rahim, badan lemah, ; Stroke, nyeri pinggang, kejang perut.;

Pemanfaatan BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah yang sudah tua tetapi belum masak, akar, dan daun, dikeringkan.

lNDIKASI :
Buah cabe jawa dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut, muntah-muntah, perut kembung, mulas,
- disentri, diare,
- sukar buang air besar pada penderita penyakit hati,
- sakit kepala, sakit gigi,
- batuk, demam,
- hidung berlendir,
- lemah syahwat,
- sukar melahirkan,
- neurastenia, dan
- tekanan darah rendah.

Bagian akar dapat digunakan untuk:
- kembung, pencernaan terganggu,
- tidak dapat hamil karena rahim dingin,
- membersihkan rahim setelah melahirkan,
- badan terasa lemah,
- stroke,
- rematik, gout, dan nyeri pinggang.

Daun dapat digunakan untuk mengatasi:
- kejang perut dan
- sakit gigi.

CARA PEMAKAIAN :
Buah sebanyak 2,5 - 5 g dijadikan pil atau direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, buah dijemur kering lalu digiling menjadi bubuk. Bubuk ini dihirupkan melalui hidung atau dimasukkan ke gigi yang berlubang (karies dentis). Juga digunakan untuk rematik dan parem setelah melahirkan.
Akar sebanyak 2,5 g direbus, atau dijadikan pil, bubuk. Pemakaian luar untuk obat luka dan sakit gigi. Daun untuk obat kumur pada radang mulut.

CONTOH PEMAKAIAN :
1. Neurastenia :
Cabe jawa 6 butir, rimpang alang-alang 3 batang, rimpang lempuyang
3/4 jari, daun sambiloto segar 1 genggam, gula enau 3 jari, dicuci
dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 4 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum.
Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.

2. Masuk angin :
Cabe jawa 3 butir, daun poko (Mentha arvensis L.) dan daun
kesumba keling (Bixa orellana L.), masing-masing 3/4 genggam, gula
enau 3 jari. Bahan-bahan tersebut dicuci lalu dipotong-potong
seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4
gelas. Setelah dingin saring, lalu minum 3 kali sehari @ 3/4 gelas.

3. Membersihkan rahim setelah melahirkan, obat kuat:
Akar kering cabe jawa sebanyak 3 g digiling halus. Seduh dengan
air panas, hangat-hangat diminum sekaligus.

4. Pencernaan terganggu, batuk, ayan, demam sehabis melahirkan, menguatkan larnbung, paru dan jantung :
Buah cabe jawa kering sebanyak 5 g ditumbuk halus. Tambahkan
madu secukupnya sambil diaduk merata, lalu diminum sekaligus.

5. Sakit gigi :
a. Daun cabe jawa yang segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu
ditumbuk. Seduh dengan 1/2 gelas air panas. Selagi hangat
disaring, airnya dipakai untuk kumur-kumur.
b. Akar lekat dikunyah beberapa saat, lalu dibuang.

6. Kejang perut :
Daun cabe jawa segar sebanyak 3 lembar dicuci lalu ditumbuk.
Seduh dengan 1 gelas air panas. Selagi hangat disaring Ialu
diminum sekaligus

7. Urus-urus untuk penderita penyakit hati :
Cabe Jawa 3 butir dan rimpang lempuyang seukuran ibu jari
ditumbuk. Tambahkan 1 sendok makan air matang sambil diaduk
rata, lalu peras dan saring. Airnya diminum sekaligus.

8. Demam :
Buah yang kering sebanyak 3 g digiling halus, lalu diseduh dengan
1/2 gelas air panas. Kemudian minumlah bersama ampasnya selagi
hangat.

CATATAN : Penderita panas dalam dan perempuan hamil dilarang minum ramuan tumbuhan ini.

Source:
http://myunusw.wordpress.com/2008/04/10/tanaman-obat-2/

Apel Malang

Apel Malang

Apel Malang, Yang Kecut, Yang Berkhasiat Atasi Kolesterol

Jangan tidak acuh bila badan anda terasa pegal-pegal dan sering mengantuk padahal anda tidak melakukan aktivitas berat yang melelahkan. Ditambah lagi, anda kurang menjaga pola makan. Coba periksakan, jangan-jangan kadar kolesterol dalam darah anda melebihi batas normal!

Tapi, jangan terlalu khawatir juga, karena herbal memberi solusi lagi kali ini ) Bukan apel Malang Manalagi yang terasa manis. Tapi apel Malang yang rasanya kecut ternyata memiliki khasiat mengatasi kolesterol, begitu kata seorang ibu rumah tangga yang rutin minum air rebusan apel Malang sejak dinyatakan oleh hasil lab. bahwa kadar kolesterolnya tinggi.

Resep
- rebus 3 buah apel Malang ukuran sedang di dalam 2 gelas air;
- rebus terus hingga tersisa 1 gelas.

Aturan Pakai
- minum 1 gelas air rebusan apel Malang tersebut tiap pagi dan sore hari.

Source:

http://myunusw.wordpress.com/2008/05/03/apel-malang/

Bawang Putih

Bawang Putih (Garlic)

Bawang putih dipercaya sebagai obat paling berkhasiat dan aman. Para ahli mengemukakan bahwa bawang putih merupakan tanaman tertua yang ditemukan dalam sejarah. Bawang putih telah dipakai selama bertahun-tahun untuk menyembuhkan disentri, TBC, dan flu. Sekarang, bawang putih banyak dipakai untuk hiperlipidemia dan hipertensi. Para ahli telah membuktikan bahwa bawang putih dapat menurunkan tekanan darah dan kadar kolesterol darah pada penderita yang mengkonsumsinya secara teratur. Senyawa aktif dalam bawang putih, yaitu asam amino yang disebut alliin, akan diubah menjadi allicin dan metabolit aktif lainnya. Penelitian dilakukan menggunakan bawang jenis Kwai (bukan bawang putih yang dijual di pasaran). Kwai adalah bawang putih dengan kadar allicin tertentu yang sudah dikemas dalam kapsul. Setiap kapsul Kwai mengandung 150 mg konsentrat bawang putih dengan kadar allicin sebanyak 900 mikrogram, setara dengan 450 mg siung bawang putih. Direkomendasikan untuk mengkonsumsi 4 kapsul Kwai setiap hari. Karena bawang putih yang dijual di pasaran tidak mengandung kadar allicin yang sama dengan Kwai, sulit untuk memastikan berapa banyak siung bawang putih yang harus dikonsumsi setiap hari.

Source:

http://myunusw.wordpress.com/2008/05/03/bawang-putih-garlic/

Singkong

Singkong


Inilah Kekayaan Negeriku Indonesia.

Saat dunia terancam bencana kekurangan pangan, saatnya kita kreatif mencari bahan makanan lain. Di Asia, beras masih menjadi bahan makanan pokok utama. Nenek moyang kita dulu sering mengkonsumsi singkong, ubi, jagung, dan sagu sebagai makanan pokok selain nasi. Tak ada salahnya, bukan, mencoba makanan pengganti lain yang ada di sekitar kita?

Jangan pernah meremekan singkong. Ubi kayu ini, selain mengandung karbohidrat tinggi dan bisa menggantikan nasi, juga dapat mengobati berbagai penyakit.

1. Rematik

Ambil 5 lembar daun singkong dan 1/4 sendok kapur sirih. Kedua bahan tersebut ditumbuk hingga halus, kemudian bubuhkan pada bagian yang sakit.

2. Demam

Ambil satu buah tangkai daun ubi kayu, lalu direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih. Saring, dan ambil airnya. Minum air rebusan ini 2 kali sehari, pagi dan sore.

Atau, ambil 3 lembar daun ubi kayu, ditumbuk halus, dan gunakan untuk mengompres.

3. Sakit Kepala

Ambil 3 lembar daun ubi kayu, ditumbuk halus, dan gunakan untuk mengompres.

4. Diare

Ambil 7 lembar daun ubi kayu, kemudian direbus dengan 4 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 2 gelas. Saring untuk diambil airnya. Air rebusan ini diminum 2 kali sehari, pagi dan sore.

5. Mengusir cacing perut

Ambil kulit batang ubi kayu secukupnya, kemudian direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas. Saring untuk diambil airnya, minum menjelang tidur malam.

6. Mata kabur

Ambil daun ubi kayu secukupnya, kemudian direbus, dan diberi bumbu garam dan bawang putih. Jadikan teman menyantap nasi setiap hari.

7. Luka melepuh seperti terkena knalpot

Ambil 1 potong singkong. Parut dan kemudian peras untuk diambil airnya, kemudian biarkan beberapa saat sampai tepung tapiokanya mengendap. Oleskan pada bagian tubuh yang luka.

(Iptek.net)

Source:

http://myunusw.wordpress.com/2008/05/07/khasiat-si-anak-singkong/

Keladi Tikus

Keladi Tikus untuk Obat Kanker

(Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber)

Penyakit kanker sudah tidak berbahaya lagi, kanker tidak lagi mematikan. Para penderita kanker di Indonesia dapat memiliki harapan hidup yang lebih lama dengan ditemukannya tanaman “KELADI TIKUS” (Typhonium Flagelliforme/ Rodent Tuber) sebagai tanaman obat yang dapat menghentikan dan mengobati berbagai penyakit kanker dan berbagai penyakit berat lain. Tanaman sejenis talas dengan tinggi maksimal 25 sampai 30 cm ini hanya tumbuh di semak yang tidak terkena sinar matahari langsung. “Tanaman ini sangat banyak ditemukan di Pulau Jawa,” kata Drs.Patoppoi Pasau, orang pertama yang menemukan tanaman itu di Indonesia . Tanaman obat ini telah diteliti sejak tahun 1995 oleh Prof Dr Chris K.H.Teo,Dip Agric (M), BSc Agric (Hons)(M), MS, PhD dari Universiti Sains Malaysia dan juga pendiri Cancer Care Penang, Malaysia. Lembaga perawatan kanker yang didirikan tahun 1995 itu telah membantu ribuan pasien dari Malaysia , Amerika, Inggris , Australia , Selandia Baru, Singapura, dan berbagai negara di dunia. Di Indonesia, tanaman ini pertama ditemukan oleh Patoppoi di Pekalongan, Jawa Tengah. Ketika itu, istri Patoppoi mengidap kanker payudara stadium III dan harus dioperasi 14 Januari 1998. Setelah kanker ganas tersebut diangkat melalui operasi, istri Patoppoi harus menjalani kemoterapi (suntikan kimia untuk membunuh sel, Red) untuk menghentikan penyebaran sel-sel kanker tersebut. “Sebelum menjalani kemoterapi,dokter mengatakan agar kami menyiapkan wig (rambut palsu) karena kemoterapi akan mengakibatkan kerontokan rambut, selain kerusakan kulit dan hilangnya nafsu makan,” jelas Patoppoi. Selama mendampingi istrinya menjalani kemoterapi, Patoppoi terus berusaha mencari pengobatan alternatif sampai akhirnya dia mendapatkan informasi mengenai penggunaan teh Lin Qi di Malaysia untuk mengobati kanker. “Saat itu juga saya langsung terbang ke Malaysiauntuk membeli teh tersebut,” ujar Patoppoi yang juga ahli biologi. Ketika sedang berada di sebuah toko obat di Malaysia , secara tidak sengaja dia melihat dan membaca buku mengenai pengobatan kanker yang berjudul Cancer, Yet They Live karangan Dr Chris K.H. Teo terbitan 1996. “Setelah saya baca sekilas, langsung saja saya beli buku tersebut. Begitu menemukan buku itu, saya malah tidak jadi membeli teh Lin Qi, tapi langsung pulang ke Indonesia ,” kenang Patoppoi sambil tersenyum.Di buku itulah Patoppoi membaca khasiat typhonium flagelliforme itu. Berdasarkan pengetahuannya di bidang biologi, pensiunan pejabat Departemen Pertanian ini langsung menyelidiki dan mencari tanaman tersebut. Setelah menghubungi beberapa koleganya di berbagai tempat, familinya di Pekalongan Jawa Tengah, balas menghubunginya. Ternyata, mereka menemukan tanaman itu di sana. Setelah mendapatkan tanaman tersebut dan mempelajarinya lagi, Patoppoi menghubungi Dr.Teo di Malaysia untuk menanyakan kebenaran tanaman yang ditemukannya itu. Selang beberapa hari, Dr Teo menghubungi Patoppoi dan menjelaskan bahwa tanaman tersebut memang benar Rodent Tuber. “Dr Teo mengatakan agar tidak ragu lagi untuk menggunakannya sebagai obat,” lanjut Patoppoi. Akhirnya, dengan tekad bulat dan do’a untuk kesembuhan, Patoppoi mulai memproses tanaman tersebut sesuai dengan langkah-langkah pada buku tersebut untuk diminum sebagai obat. Kemudian Patoppoi menghubungi putranya, Boni Patoppoi di Buduran, Sidoarjo untuk ikut mencarikan tanaman tersebut. “Setelah melihat ciri-ciri tanaman tersebut, saya mulai mencari di pinggir sungai depan rumah dan langsung saya dapatkan tanaman tersebut tumbuh liar di pinggir sungai,” kata Boni yang mendampingi ayahnya saat itu. Selama mengkonsumsi sari tanaman tersebut, isteri Patoppoi mengalami penurunan efek samping kemoterapi yang dijalaninya. Rambutnya berhenti rontok, kulitnya tidak rusak dan mual-mual hilang. “Bahkan nafsu makan ibu saya pun kembali normal,” lanjut Boni. Setelah tiga bulan meminum obat tersebut, isteri Patoppoi menjalani pemeriksaan kankernya. “Hasil pemeriksaan negatif, dan itu sungguh mengejutkan kami dan dokter-dokter di Jakarta ,” kata Patoppoi. Para dokter itu kemudian menanyakan kepada Patoppoi, apa yang diberikan pada isterinya. “Malah mereka ragu, apakah mereka telah salah memberikan dosis kemoterapi kepada kami,” lanjut Patoppoi. Setelah diterangkan mengenai kisah tanaman Rodent Tuber, para dokter pun mendukung Pengobatan tersebut dan menyarankan agar mengembangkannya. Apalagi melihat keadaan isterinya yang tidak mengalami efek samping kemoterapi yang sangat keras tersebut. Dan pemeriksaan yang seharusnya tiga bulan sekali diundur menjadi enam bulan sekali.”Tetapi karena sesuatu hal, para dokter tersebut tidak mau mendukung secara terang-terangan penggunaan tanaman sebagai pengobatan alternatif,” sambung Boni sambil tertawa. Setelah beberapa lama tidak berhubungan, berdasarkan peningkatan keadaan isterinya, pada bulan April 1998, Patoppoi kemudian menghubungi Dr.Teo melalui fax untuk menginformasikan bahwa tanaman tersebut banyak terdapat di Jawa dan mengajak Dr. Teo untuk menyebarkan penggunaan tanaman ini di Indonesia. Kemudian Dr . Teo langsung membalas fax kami, tetapi mereka tidak tahu apa yang harus mereka perbuat, karena jarak yang jauh,” sambung Patoppoi. Meskipun Patoppoi mengusulkan agar buku mereka diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dan disebar-luaskan di Indonesia, Dr. Teo menganjurkan agar kedua belah pihak bekerja sama dan berkonsentrasi dalam usaha nyata membantu penderita kanker di Indonesia. Kemudian, pada akhir Januari 2000 saat Jawa Pos mengulas habis mengenai meninggalnya Wing Wiryanto, salah satu wartawan handal Jawa Pos,Patoppoi sempat tercengang. Data-data rinci mengenai gejala, penderitaan, pengobatan yang diulas di Jawa Pos, ternyata sama dengan salah satu pengalaman pengobatan penderita kanker usus yang dijelaskan di buku tersebut. Dan eksperimen pengobatan tersebut berhasil menyembuhkan pasien tersebut. “Lalu saya langsung menulis di kolom Pembaca Menulis di Jawa Pos,” ujar Boni. Dan tanggapan yang diterimanya benar-benar diluar dugaan. Dalam sehari, bisa sekitar 30 telepon yang masuk. “Sampai saat ini, sudah ada sekitar 300 orang yang datang ke sini,” lanjut Boni yang beralamat di Jl. KH. Khamdani, Buduran Sidoarjo. Pasien pertama yang berhasil adalah penderita Kanker Mulut Rahim stadium dini. Setelah diperiksa, dokter mengatakan harus dioperasi. Tetapi karena belum memiliki biaya dan sambil menunggu rumahnya laku dijual untuk biaya operasi, mereka datang setelah membaca Jawa Pos. Setelah diberi tanaman dan cara meminumnya, tidak lama kemudian pasien tersebut datang lagi dan melaporkan bahwa dia tidak perlu dioperasi, karena hasil pemeriksaan mengatakan negatif. Berdasarkan animo masyarakat sekitar yang sangat tinggi, Patoppoi berusaha untuk menemui Dr. Teo secara langsung. Atas bantuan Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan, Sampurno, Patoppoi dapat menemui Dr. Teo di Penang , Malaysia . Di kantor Pusat Cancer Care Penang, Malaysia , Patoppoi mendapat penerangan lebih lanjut mengenai riset tanaman yang saat ditemukan memiliki nama Indonesia.Ternyata saat Patoppoi mendapat buku “Cancer, Yet They Live” edisi revisi tahun 1999, fax yang dikirimnya dimasukkan dalam buku tersebut, serta pengalaman isterinya dalam usahanya berperang melawan kanker. Dari pembicaraan mereka, Dr. Teo merekomendasi agar Patoppoi mendirikan perwakilan Cancer Care di Jakarta dan Surabaya . Maka secara resmi, Patoppoi dan putranya diangkat sebagai perwakilan lembaga sosial Cancer Care Indonesia , yang juga disebutkan dalam buletin bulanan Cancer Care, yaitu di Jl. Kayu Putih 4 No. 5, Jakarta , telp. 021-4894745, dan di Buduran,Sidoarjo. Cancer Care Malaysia telah mengembangkan bentuk pengobatan tersebut secara lebih canggih. Mereka telah memproduksi ekstrak Keladi Tikus dalam bentuk pil dan teh bubuk yang dikombinasikan dengan berbagai tananaman lainnya dengan dosis tertentu. “Dosis yang diperlukan tergantung penyakit yang diderita,” kata Boni. Untuk mendapatkan obat tersebut, penderita harus mengisi formulir yang menanyakan keadaan dan gejala penderita dan akan dikirimkan melalui fax ke Dr. Teo. “Formulir tersebut dapat diisi disini, dan akan kami fax-kan.Kemudian Dr. Teo sendiri yang akan mengirimkan resep sekaligus obatnya, dengan harga langsung dari Malaysia , sekitar 40-60 Ringgit Malaysia ,” lanjut Boni. “Jadi pasien hanya membayar biaya fax dan obat, kami tidak menarik keuntungan, malahan untuk yang kurang mampu, Dr.Teo bisa memberikan perpanjangan waktu pembayaran. ” tambahnya. Sebenarnya pengobatan ini juga didukung dan sedang dicoba oleh salah satu dokter senior di Surabaya, pada pasiennya yang mengidap kanker ginjal. Adadua pasien yang sedang dirawat dokter yang pernah menjabat sebagai direktur salah satu rumah sakit terbesar di Surabayaini. Pasien pertama yang mengidap kanker rahim tidak sempat diberi pengobatan dengan keladi tikus, karena telah ditangani oleh rekan-rekan dokter yang telah memiliki reputasi. Setelah menjalani kemoterapi dan radiologi, pasien tersebut mengalami kerontokan rambut, kulit rusak dan gatal, dan selalu muntah. Tetapi pada pasien kedua yang mengidap kanker ginjal, dokter ini menanganinya sendiri dan juga memberikan pil keladi tikus untuk membantu proses penyembuhan kemoterapi. Pada pasien kedua ini, tidak ditemui berbagai efek yang dialami penderita pertama, bahkan pasien tersebut kelihatan normal. Tetapi dokter ini menolak untuk diekspos karena menurutnya, pengobatan ini belum resmi diteliti di Indonesia. Menurutnya, jika rekan-rekannya mengetahui bahwa dia memakai pengobatan alternatif, mereka akan memberikan predikat sebagai “ter-kun” atau dokter-dukun. “Disinilah gap yang terbuka antara pengobatan konvensional dan modern,” kata dokter tersebut. Banyak hal menarik yang dialami Boni selama menerima dan memberikan bantuan kepada berbagai pasien. Bahkan ada pecandu berat putaw dan sabu-sabu di Surabaya , yang pada akhirnya pecandu tersebut mendapat kanker paru-paru. Setelah mendapat vonis kanker paru-paru stadium III, pasien tersebut mengkonsumsi pil dan teh dari Cancer Care. Hasilnya cukup mengejutkan, karena ternyata obat tersebut dapat mengeluarkan racun narkoba dari peredaran darah penderita dan mengatasi ketergantungan pada narkoba tersebut. “Tapi, jika pecandu sudah bisa menetralisir racun dengan keladi tikus, dia tidak boleh memakai narkoba lagi, karena pasti akan timbul resistensi. Jadi jangan seperti kebo, habis mandi berkubang lagi,” sambung Boni sambil tertawa. Juga ada pengalaman pasien yang meraung-raung kesakitan akibat serangan kanker yang menggerogotinya, karena obat penawar rasa sakit sudah tidak mempan lagi. Setelah diberi minum sari keladi tikus, beberapa saat kemudian pasien tersebut tenang dan tidak lagi merasa kesakitan. Menurut data Cancer Care Malaysia, berbagai penyakit yang telah disembuhkan adalah berbagai kanker dan penyakit berat seperti kanker payudara, paru-paru, usus besar-rectum, liver, prostat, ginjal, leher rahim, tenggorokan, tulang, otak, limpa, leukemia, empedu, pankreas, dan hepatitis. Jadi diharapkan agar hasil penelitian yang menghabiskan milyaran Ringgit Malaysia selama 5 tahun dapat benar-benar berguna bagi dunia kesehatan. Bagi teman-teman yang memerlukan informasi lebih lanjut sehubungan dengan artikel “Obat Kanker” bisa menghubungi perwakilan lembaga sosial
“Cancer Care Indonesia ” beralamat di Jl. Kayu Putih 4 no.5 Jakarta , telp : 021-4894745
Dikutip dari kamisetembang@yahoogroup.comdikirim oleh Mas Sariyanto, 17 Maret 2008

Source:
http://uwinarno.wordpress.com/2008/06/17/keladi-tikus-untuk-obat-kanker/

BELIMBING MANIS

BELIMBING MANIS

(Averhoa carambola)


Penyakit Yang Dapat Diobati :
Diabetes melitus, Kolesterol, Hipertensi;

PEMANFAATAN :

Bagian yang dipakai : Daun, bunga, buah.

KEGUNAAN:

· Bunga: Batuk, Sariawan (stomatitis).

· Daun: Perut sakit, Gondongan (Parotitis), Rematik.

· Buah: Batuk rejan, Gusi berdarah, sariawan, Sakit gigi berlubang, Jerawat, Panu, Tekanan darah tinggi, Kelumpuhan, Memperbaiki fungsi pencernaan, Radang rektum.

PEMAKAIAN:

· Untuk minum: Lihat resep. Pamakaian luar: Daun secukupnya setelah dicuci bersih digiling halus sampai seperti bubur, dipakai sebagal tapal (pemakaian setempat) pada gondongan, rheumatism, jerawat, panu.

CARA PEMAKAIAN:

1. Pagel linu: 1 genggam daun belimbing wuiuh yang masih muda, 10 biji cengkeh, 15 biji lada, digiling halus lalu tambahkan cuka secukupnya. Lumurkan ketempat yang sakit.

2. Gondongan: 10 ranting muda belimbing wuiuh berikut daunnya dan 4 butir bawang merah setelah dicuci bersih lalu ditumbuk halus. Balurkan ketempat yang sakit.

3. Batuk pada anak: Segenggam bunga belimbing wuiuh, beberapa butir adas, gula secukupnya dan air 1 cangkir, ditim selama beberapa jam. Setelah dingin disaring dengan sepotong kain, dibagi untuk 2 kali minum, pagi dan malam sewaktu perut kosong.

4. Batuk: 25 kuntum bunga belimbing wuluh, 1 jari rimpang temu-giring, 1 jari kulit kayu manis, 1 jari rimpang kencur, 2 butir bawang merah, 1/4 genggam pegagan, 1/4 genggam daun saga, 1/4 genggam daun inggu, 1/4 genggam daun sendok, dicuci dan dipotong-potong seperlunya, direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, diminum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.

5. Batuk rejan: a. 10 buah belimbing. wuluh dicuci lalu ditumbuk halus-halus, diremas dengan 2 sendok makan air garam, lalu disaring. Minum, lakukan 2 kali sehari. b. Buah belimbing wuiuh dibuat manisan, sehari makan 3 x 6-8 buah.

6. Rematik: a. 100 gr daun muda belimbing wuluh, 10 biji cengkeh dan 15 biji merica dicuci lalu digiling halus, tambahkan cuka secukupnya sampai menjadi adonan seperti bubur. Oleskan adonan bubur tadi ketempat yang sakit. b. 5 buah belimbing wuluh, 8 lembar daun kantil (Michelia champaca L.), 15 biji cengkeh, 15 butir lada hitam, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis dan 1 sendok makan minyak kayu putih. Dipakai untuk menggosok dan mengurut bagian tubuh yang sakit. Lakukan 2-3 kali sehari.

7. Sariawan: a. Segenggarn bunga belimbing wuluh, gula jawa secukupnya dan 1 cangkir air direbus sampai kental. Setelah dingin disaring, dipakai untuk membersihkan mulut dan mengoles sariawan. b. 2/3 genggam bunga belimbing wuiuh, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum, sehari 3 kali 3/4 gelas. c. 3 buah belimbing wuitjh, 3 butir bawang merah, 1 buah pala yang muda, 10 lembar daun seriawan, 3/4 sendok teh adas, 3/4 jari pulosari, dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan 3 sendok makan minyak kelapa, diperas lalu disaring. Dipakai untuk mengoles luka-luka akibat sariawan, 6-7 kali sehari.

8. Jerawat: a. Buah belimbing wuluh secukupnya dicuci lalu ditumbuk halus, diremas dengan air garam seperlunya, untuk menggosok muka yang berjerawat. Lakukan 3 kali sehari, b. 6 buah belimbing wuluh dan 1/2 sendok teh bubuk belerang, digiling halus lalu diremas dengan 2 sendok makan air jeruk nipis. Ramuan ini dipakai untuk menggosok dan melumas muka yang berjerawat. Lakukan 2-3 kali sehari.

9. Panu: 10 buah belimbing wuluh dicuci lalu digiling halus, tambahkan kapur sirih sebesar biji asam, diremas sampai rata. Ramuan ini dipakai untuk menggosok kulit yang terserang panu. Lakukan 2 kali sehari.

Source:
http://ristantia.wordpress.com/2008/06/22/belimbing-manis-averhoa-carambola/

Ciplukan

Ciplukan

(Physalis peruviana, Linn.)

PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI :

Diabetes melitus, Sakit paru-paru, Ayan, Borok;

PEMANFAATAN :

1. Diabetes Melitus

· Bahan: tumbuhan ciplukan yang sudah berbuah dicabut beserta akar-akarnya dan dibersihkan.

· Cara membuat: dilayukan dan direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih hingga tingga 1 gelas, kemudian disaring.

· Cara menggunakan: diminum 1 kali sehari.

2. Sakit Paru – Paru

· Bahan: tumbuhan ciplukan lengkap (akar, batang, daun, bunga dan buahnya).

· Cara membuat: direbus dengan 3-5 gelas air sampai mendidih dan disaring.

· Cara menggunakan: diminum 3 kali sehari 1 gelas.

3. Ayan

· Bahan: 8-10 butir buah ciplukan yang sudah dimasak.

· Cara menggunakan: dimakan setiap hari secara rutin.

4. Borok

· Bahan: 1 genggam daun ciplukan ditambah 2 sendok air kapur sirih.

· Cara membuat: ditumbuk sampai halus

· Cara menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit.


Source:
http://ristantia.wordpress.com/2008/06/24/ciplukan-physalis-peruviana-linn/

Cengkeh

Cengkeh

(Syzygium aromaticum, (Linn.) Merr.)

PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI :

Kolera, Menghitamkan alis mata, Menambah denyut Jantung, Campak;

PEMANFAATAN :

1. Kolera dan Menambah Denyut Nadi

· Bahan: Bunga cengkeh yang sudah kering

· Cara menggunakan: dikunyah disesap airnya, dilakukan setiap hari.

· Minyak cengkeh dapat memperkuat lendir usus dan lambung serta menambah jumlah darah putih.

2. Campak

· Bahan: 10 Biji bunga cengkeh dan gula batu

· Cara membuat: bunga cengkeh direndam air masak semalam kemudian ditambah dengan gula batu dan diaduk sampai merata.

· Cara menggunaka : diminum sedikit demi sedikit

3. Menghitamkan Alis Mata

· Bahan: 5-7 biji bunga cengkeh kering dan minyak kemiri.

· Cara membuat: bunga cengkeh dibakar sampai hangus, kemudian ditumbuk sampai halus dan ditambah dengan minyak kemiri secukupnya.

· Cara menggunakan: dioleskan pada alis mata setiap sore hari.

Source:
http://ristantia.wordpress.com/2008/06/24/cengkeh-syzygium-aromaticum-linn-merr/

Delima

Delima

(Punica granatum L.)



PENYAKIT YANG DAPAT DIOBATI :

Sewaktu panen, buah dikumpulkan. Bijinya dikeluarkan, lalu kulitnya dijemur sampai kering. Sebelum digunakan, dapat disimpan dalam wadah yang tertutup baik. Kulit buah rasanya asam, pahit, sifatnya hangat, astringen, beracun (toksik). Berkhasiat menghentikan perdarahan (hemostatis), peluruh cacing usus (vermifuga), antidiare, dan antivirus. Kulit buah dan bunganya merupakan astringen kuat. Rebusan keduanya bisa menghentikan perdarahan. Kulit kayu dan kulit akar mempunyai bau lemah dan rasa asam. Berkhasiat sebagai peluruh dahak, vermifuga, pencahar, dan astringen usus. Daunnya berkhasiat untuk peluruh haid. Daging buah (daging pembungkus biji) berkhasiat penyejuk, peluruh kentut. Biji sifatnya sejuk, tidak berracun, berkhasiat pereda demam, antitoksik, melumas paru, dan meredakan batuk. Kulit akar berkhasiat peluruh cacing usus. Kulit buah menghambat pertumbuhan basil typhoid. Kulit buah dapat mengendalikan penyebaran infeksi virus polio, virus herpes simpleks, clan virus HIV.

PEMANFAATAN :

BAGIAN YANG DIGUNAKAN :

Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah kulit kayu, kulit akar, kulit buah, daun, biji, dan bunganya. Kulit akar dikeringkan terlebih dahulu sebelum digunakan. Kulit buah dapat digunakan segar atau setelah dikeringkan.

INDIKASI

· Kulit buah (shi flu pi) digunakan untuk: sakit perut karena cacing, buang air besar mengandung darah dan lendir (disentri amuba), diare kronis, perdarahan seperti wasir berdarah, muntah darah, batuk darah, perdarahan rahim, perdarahan rektum, prolaps rektum, radang tenggorok, radang telinga, keputihan (leukorea) nyeri lambung.

· Kulit akar dan kulit kayu digunakan untuk: cacingan terutama cacing pita (taeniasis), batuk, diare.

· Bunga digunakan untuk: radang gusi, perdarahan, bronkhitis.

· Daging buah digunakan untuk: menurunkan berat badan, cacingan, sariawan, tenggorokan sakit, suara parau, tekanan darah tinggi (hipertensi), sering kencing, rematik (artritis), perut kembung

· Biji digunakan untuk: menurunkan demam, batuk, keracunan, cacingan.

CARA PEMAKAIAN :

· Untuk obat yang diminum, rebus kulit akar atau kulit kayu yang telah dikeringkan (7 g). Rebus kulit buah (10–15 g). Makan buahnya (1 buah) atau dibuat jus. Bisa dicampur dengan jus wortel.

· Untuk pemakaian luar, rebus kulit buah atau kulit akar, lalu gunakan airnya setelah dingin untuk kumur-kumur (gargle) pada radang gusi, sakit tenggorok, luka tersiram air panas, infeksi jamur di kaki, atau disemprotkan ke liang kemaluan (vagina) pada keputihan. Gunakan jus buah delima untuk berkumur pada sariawan, radang gusi, gigi berlubang, atau sebagai obat kompres pada wasir yang sedang meradang.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT :

· Cacingan : Cuci akar delima yang telah dikeringkan (7 g.), lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan satu gelas air selama 15 menit. Setelah dingin, saring dan minum airnya sekaligus. Rebus kulit delima kering dan serbuk biji pinang (masing-masing 15 g) dengan tiga gelas air bersih. Didihkan perlahan-lahan selama satu jam. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus sebelum makan pagi. Campur jus buah delima dengan jus wortel, masing-masing setengah gelas. Aduk sampai merata, lalu minum sekaligus Masukkan bubuk biji delima kering (satu sendok makan) dalam segelas jus nanas yang belum terlalu masak. Aduk merata, minum sewaktu perut kosong.

· Radang gusi : Cuci bunga delima (tujuh kuntum) dengan air bersih, lalu rebus dengan segelas air bersih sampai mendidih. Setelah dingin, saring dan gunakan untuk kumur-kumur.

· Perdarahan : Rebus bunga delima (20 g) dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

· Luka : Campurkan serbuk kulit buah atau bunga delima secukupnya dengan minyak wijen. Aduk merata, lalu oleskan pada bagian yang luka.

· Sariawan : Ambil dua buah delima segar yang sudah masak. Ambil isi berikut bijinya, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan satu gelas air sambil diaduk merata, lalu saring. Gunakan airnya untuk berkumur, lalu telan. Lakukan 2–3 kali sehari, sampai sembuh.

· Sering kencing : Ambil isi buah delima (yang segar dan masak, satu buah) dan segenggamkucai, lalu potong-potong seperlunya. Rebus dengan tiga gelas air bersih sampai tersisa separuhnya, angkat dan dinginkan. Minum air rebusan dua kali sehari, masing-masing tiga perempat gelas.

· Keputihan : Rebus kulit delima kering (30 g) dan herba sambiloto kering (15 g) dengan satu liter air bersih. Biarkan sampai air rebusannya tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring clan bagi untuk tiga kali minum, pagi, siang, dan malam hari. Air rebusan ini juga bisa digunakan untuk cuci vagina. Khusus wanita yang sudah menikah, gunakan dengan alat semprot yang masuk ke liang vagina.

· Batuk sudah berlangsung lama : Ambil sebuah delima yang belum terlalu masak. Setiap malam sebelum tidur, kunyah biji delima tersebut. Buang bijinya.

· Suara serak, tenggorokan kering : Ambil sebuah delima segar, belah, dan ambil isinya. Kunyah, lalu buang bijinya. Lakukan 2–3 kali sehari.

Source:
http://ristantia.wordpress.com/2008/06/24/delima-punica-granatum-l/